Lamine Yamal: Calon Peraih Ballon d’Or di Masa Depan
Barcelona dan Atletico Madrid bermain imbang 4-4 dalam laga leg pertama semifinal Copa del Rey. Pertandingan ini sangat menghibur bagi penonton netral, tetapi mungkin membuat fans kedua tim tegang.
Legenda Atletico, Paulo Futre, mengaku sangat menikmati laga ini. Ia bahkan merasa permainan tersebut mengingatkannya pada era sepak bola di akhir 1980-an.
Futre juga memuji performa pemain muda Barcelona, Lamine Yamal. Ia menganggap winger berusia 16 tahun itu sebagai bakat luar biasa yang bisa menjadi bintang besar.
Yamal memang tidak mencetak gol dalam pertandingan tersebut. Namun, pemain timnas Spanyol tersebut menyumbang satu assist untuk gol keempat Barca yang dicetak Robert Lewandowski.
Lamine Yamal Diprediksi Jadi Pemenang Ballon dOr
Futre tidak ragu menyebut Lamine Yamal sebagai pemain dengan potensi luar biasa. Ia bahkan mengaku ingin melihatnya bermain untuk Atletico Madrid.
“Saya akan merekrut anak itu. Dia fenomenal,” ujarnya kepada Que t’hi jugues.
Menurut Futre, jika tidak mengalami cedera serius, Lamine Yamal bisa memenangkan beberapa Ballon d’Or di masa depan.
“Saya pikir kita sedang melihat calon pemenang Ballon d’Or di masa depan. Jika dia tidak mengalami cedera serius, dia bisa memenangkan beberapa penghargaan dalam beberapa tahun ke depan.”
Kritik Futre terhadap Ancelotti
Selain membahas pertandingan, Futre juga menyoroti sikap Carlo Ancelotti. Ia kurang terkesan dengan cara pelatih Real Madrid itu merespons kontroversi wasit.
Bagi Futre, Ancelotti hanya mengkritik keputusan wasit ketika merugikan timnya. Namun, ia diam ketika timnya diuntungkan oleh kesalahan wasit.
“Carlo seharusnya tidak mengikuti pola ini. Itu bisa merusak reputasinya sebagai pelatih hebat,” kata Futre.
Harapan Futre untuk Sepak Bola Spanyol
Futre berharap sepak bola Spanyol tetap mengutamakan fair play. Ia ingin semua pelatih, termasuk Ancelotti, bersikap lebih adil dalam menanggapi keputusan wasit.
Menurutnya, sepak bola harus tetap menjadi olahraga yang bersih dan sportif. Ia ingin melihat pertandingan yang menghibur tanpa kontroversi yang berlebihan.
“Sepak bola harus tetap indah. Kita tidak boleh hanya fokus pada wasit, tetapi juga pada permainan,” tutup Futre.