Cahokia: Jejak Megapolitan Misterius dari Amerika Utara Pra-Kolumbus

Sebelum kedatangan bangsa Eropa ke Benua Amerika, sudah ada peradaban besar yang berkembang pesat di wilayah yang kini dikenal sebagai Amerika Serikat bagian tengah. Salah satu yang paling mencolok dan masih menyimpan banyak misteri adalah Cahokia, sebuah kota kuno yang dulunya menjadi pusat budaya suku Mississippian. Meski kini hanya tersisa bukit-bukit tanah dan reruntuhan, Cahokia pernah menjadi pusat urban terbesar di Amerika Utara pra-Kolumbus.

Letak dan Ukuran

Cahokia terletak di dekat Sungai Mississippi, di kawasan yang kini menjadi negara bagian Illinois, tidak jauh dari kota modern St. Louis, Missouri. Situs ini mencakup lebih dari 1.600 hektare, dan pada puncak kejayaannya antara tahun 1050–1200 M, diperkirakan dihuni oleh 40.000 orang—lebih besar dari kota London pada periode yang sama.

Struktur dan Tata Kota

Yang paling menonjol dari Cahokia adalah keberadaan Monks Mound, bukit tanah buatan terbesar di Amerika Utara. Struktur ini tingginya sekitar 30 meter, dan luas dasarnya melampaui piramida Mesir terbesar. Di sekitarnya terdapat lebih dari 100 bukit serupa (mounds), yang digunakan untuk berbagai fungsi seperti tempat tinggal elit, kuil, atau tempat pemakaman.

Cahokia memiliki tata kota yang kompleks, dengan jalan, alun-alun, dan sistem irigasi. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa masyarakat Cahokia memiliki sistem sosial hierarkis, kepercayaan spiritual kuat, serta hubungan dagang yang luas dengan suku-suku lain di Amerika Utara.

Masyarakat dan Budaya

Suku yang membangun Cahokia dikenal sebagai Mississippian Culture, yang terkenal dengan keahlian mereka dalam pertanian (khususnya jagung), seni, dan arsitektur tanah. Mereka menciptakan alat, tembikar, dan perhiasan dengan teknik yang canggih untuk zamannya. Kepercayaan spiritual mereka berpusat pada kosmologi langit, dan diduga mereka menggunakan sistem astronomi primitif untuk mengamati matahari dan bulan.

Salah satu temuan menarik adalah “Woodhenge”, lingkaran tiang kayu besar yang diyakini berfungsi seperti jam matahari atau kalender astronomi, serupa dengan Stonehenge di Inggris.

Runtuhnya Cahokia

Hingga kini, penyebab pasti kehancuran Cahokia masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan dan arkeolog. Beberapa teori menyebut:

  • Perubahan iklim dan banjir

  • Penipisan sumber daya akibat populasi yang terlalu besar

  • Konflik sosial internal

  • Kekeringan berkepanjangan
    Menariknya, tidak ada bukti kuat bahwa kota ini jatuh karena invasi atau perang besar.

Sekitar tahun 1350 M, Cahokia mulai ditinggalkan secara bertahap dan akhirnya benar-benar runtuh sebelum kedatangan bangsa Eropa di abad ke-16.

Warisan dan Misteri yang Tersisa

Hari ini, Cahokia diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dan menjadi situs arkeologi penting untuk memahami peradaban asli Amerika yang maju dan kompleks. Namun, masih banyak misteri yang belum terjawab: siapa penguasa tertingginya? Bagaimana sistem pemerintahannya bekerja? Apakah mereka memiliki bahasa tulisan?

Kurangnya catatan tertulis membuat Cahokia menjadi teka-teki sejarah yang terus menarik minat para peneliti, dan juga menjadi bukti bahwa peradaban maju tidak hanya berkembang di Timur Tengah, Asia, atau Amerika Selatan, tapi juga di tengah daratan Amerika Utara.